Karena Tingkahku Uangku Melayang
Bulan Desember 2023 kemarin merupakan bulan yang tidak akan saya lupakan, karena saya (Jocelyne Fidelys Felentino kelas 5A/15) mendapat pelajaran dan pengalaman yang membuat saya berubah. Dimana pada bulan Desember 2023 ini saya bersama tim basket “The Lion” mengikuti pertandingan YBA di Cirebon dan Sehati di Semarang selama 2 minggu.
Saya (Jocelyne Fidelys Felentino kelas 5A/15) akan menceritakan pengalaman pertandingan Saya di Cirebon selama satu minggu. Pada saat saya berangkat ke Cirebon tanpa didampingi Papa ataupun Mama. Sebenarnya saya sangat kecewa karena saya tidak ada yang menemani tetapi ini semua menjadi proses latihan yang membuat saya menjadi anak hebat.
Hari pertama bertanding saya bersama tim basket saya “The Lion” kalah tapi saya dapat banyak pengalaman yang membuat saya menjadi lebih berani. Pertandingan kedua dan ketiga Tim saya menang. Singkat cerita saya dan tim mendapat juara 3 se-Indonesia. Saya sangat senang karena saya bisa tambah ilmu untuk prestasi saya.
Tiba saatnya untuk saya pulang ke Mojokerto bertemu Papa dan Mama yang saya rindukan. Ditengah perjalanan saya pulang ke Mojokerto saya mendapat kabar dari pelatih basket saya untuk saya lanjut ke Semarang mengikuti pertandingan bola basket bersama tim “The Lion”. Saya bingung, disamping senang juga sedih campur jadi satu. Saya senang karena saya akan mendapat pengalaman baru lagi, tetapi saya sangat sedih karena tidak jadi bertemu Mama dan Papa lagi.
Hari pertama sampai di Semarang saya menelpon Mama dan Papa karena saya sangat merindukannya. Tapi kata Papa “ini buat kamu jadi lebih hebat lagi”. Hari pertama dan kedua tim saya menang, hari ketiga tim saya kalah. Disitu saya merasa sangat kecewa sedih campur aduk, maka saya lampiaskan dengan tingkah laku saya yang usil dan tidak wajar akibatnya dihari itu dua gelas dihotel saya menginap menjadi pecah karena tersenggol kaki. Karena gelas pecah akibatnya saya harus menanggungnya dengan membayar uang Rp 200.000 sebagai ganti rugi dari pihak Hotel, maka uang saku saya habis untuk menukari gelas itu dan juga mendapat hukuman dari pelatih saya, sungguh akibat kenakalan dan keusilannku hari itu ternyata uang sakuku melayang sia-sia dan mendapatkan hukuman juga dari pelatih, dari sini saya belajar untuk bisa menempatkan diri dan bersikap dengan baik dimanapun berada. Pertandingan keempat tim saya menang. Jadi tim saya mendapatkan juara 3.
Saya sangat senang dan bangga dengan prestasi saya dan tim saya, saya ingin memberi kabar kepada Mama dan Papa tetapi saya tidak mempunyai paketan untuk menghubungi mereka. Saya duduk jongkok dipojok sambil menangis karena saya takut untuk meminta tolong ke orang tua lain yang mendampingi teman teman saya. Hanya saya saja yang tidak di temani oleh Mama Papa. Saya iri sama teman-teman yang di temani oleh Papa atau Mamanya. Sementara saya sendirian maka saya sangat sedih dan menangis. Untung saat itu ada orang tua dari teman saya ada yang menawarkan untuk menelpon Mama dan Papa. Saya sangat senang dan berterima kasih sampai saya menangis tak tertahankan. Saya sangat senang dan haru walau saya hanya berfoto dengan hp yang menyala dengan papa di video call, namun itu sungguh mengobati rasa rinduku pada Papa Mamaku. Dari situ saya sadar bahwa kehadiran Mama Papa sangatlah penting untuk hidup dan prestasi saya. Dimana saya dulu kalau latihan saya selalu marah, cemberut dan jengkel dengan Papa yang melatih. Sekarang saya sangat mengerti dan bersyukur mempunyai Mama dan Papa yang selalu mendukung saya untuk berprestasi. Maafkan saya Mama dan Papa saya mau berubah menjadi anak yang mau mendengarkan nasehat Mama Papa.
Kata-kata dari pelatih saya yang sangat mengesan dan memacu saya untuk terus memacu semangat saya adalah “Mungkin kamu tidak seberuntung orang lain, tetapi orang lain belum tentu sekuat kamu”
Jocelyne Fidelys Felentino